Jamur Merang (Volvariella
volvacea)
A.
Pengertian
Jamur merang (Volvariella
volvacea) atau dalam bahasa Aceh kulat
jumpung adalah salah satu spesies jamur pangan yang
banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang
beriklim tropis atau subtropis. Selain
rasanya Jamur
Merang merupakan jamur yang memiliki kandungan gizi yang tidak kalah
bila dibandingkan dengan bahan makanan yang lain. Jamur
Merang mengandung berbagai macam asam amino baik asam amino esensial dan
asam amino non esensial. Volvariella
volvacea dari namanya di ketahui sebenarnya jamur yang
memiliki volva atau cawan biasanya merupakan jamur beracun
kecuali Jamur Merang. Oleh sebab itulah di Asia khususnya di Indonesia orang –
orang lebih menyukai Jamur Merang dari pada jamur yang tidak beracun lainnya.
Diantara
sekian banyak jenis jamur yang tumbuh liar pada musim hujan orang sering sulit
membedakan antara jamur yang dapat di konsumsi dan jamur yang tidak dapat di
konsumsi (jamur beracun). Ada beberapa cara yang dapat di lakukan oleh
masyarakat awam untuk membedakan jamur beracun dengan jamur yang
tidak beracun, Antara Lain :
1.
umumnya jamur beracun mempunyai
warna yang mencolok seperti warna merah darah, hitam legam, biru tua,
ataupun warna–warna yang mencolok lainya.
2.
Jamur beracun biasanya menghasilkan bau
yang menusuk hidung, selubung universal yang membentuk cincin dan selubung
universal yang membentuk cawan (volva).
Gejala
yang biasanya muncul apabila seseorang mengalami keracunan jamur biasanya
mual–mual, muntah, kepala pusing, bahkan akibat yang paling fatal adalah
kematian
Jamur
Merang (Volvariella volvacea)
merupakan jamur yang paling mudah hidup di dalam berbagai macam tempat tumbuh
dan dapat di tanam di mana saja. Jamur Merang paling mudah dibudidayakan karena
jamur ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi terhadap lingkungannya.
Sehingga Jamur Merang dapat tumbuh mulai dari benua Asia
sampai benua Afrika pada ketinggian tertentu. Pada umumnya jamur–jamur yang
sudah dibudidayakan secara besar–besaran biasanya di tanam berupa kompos
yang sudah jadi. Untuk mengetahui media tumbuh manakah yang paling baik
di gunakan, para petani sering mencoba berbagai macam media untuk
membandingkan hasil yang di peroleh dengan menggunakan berbagai macam
media tumbuh. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Media Yang Berbeda
Terhadap Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella
volvacea).
Ciri
– Ciri Umum Jamur Merang
-
Memiliki akar (rhizoid)
-
Batang (tangkai)
-
Tudung berbentuk cawan (sudah tua)
-
Tudung berbentuk seperti telur (baru
tumbuh)
-
Pada tudung terbentuk spora
-
Tumbuh di media merang dan jerami
TAKSONOMI
|
|
Super
Kingdom :
|
Eukaryota
|
Kingdom :
|
Myceteae (fungi)
|
Divisio
:
|
Amastigomycota
|
Sub
Divisio :
|
Basidiomycotae
|
Kelas
:
|
Basidiomycetes
|
Ordo
:
|
Agaricales
|
Familia
:
|
Plutaceae
|
Genus :
|
Volvariella
|
Spesies
:
|
Volvariella volvacea
|
B.
Morfologi Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Jamur
ini sudah telanjur mendapat sebutan jamur merang walaupun tidak selalu tumbuh
di media merang (tangkai padi). Sebenarnya jamur ini juga bisa tumbuh di media
atau sisa-sisa tanaman yang memiliki sumber selulosa, seperti limbah pabrik
kertas, limbah biji kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu,
sisa kapas, dan kulit buah pala.Sesuai dengan nama ilmiahnya, Volvariella
volvacea, jamur ini memiliki volva atau cawan berwarna cokelat muda yang
awalnya merupakan selubung pembungkus tubuh buah saat masih stadia telur.
Dalam
perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung tersebut
tercabik dan terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah akan
menjadi cawan.Jika cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat
matang memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda.
Selanjutnya
basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah itu, kumpulan hifa
membentuk gumpalan kecil (pin head) atau primordial yang akan membesar
membentuk tubuh buah stadia kancing kecil (small button), kemudian tumbuh
menjadi stadia kancing (button), dan akhirnya berkembang menjadi stadia telur
(egg). Dalam budidaya jamur merang, pada stadia telur inilah jamur dipanen.
C.
Proses Hidup Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Menurut
Suriawiria (1982), kehidupan jamur dapat menjadi jasad yang
saprofit ataupun jasad yang parasit, kalau kemudian jamur ditelaah dari
segi sifat mikroba secara umum, ternyata jamur termasuk jasad yang heterotrofik
artinya untuk keperluan hidupnya ketergantungan sumber nutrien (sumber makanan)
dari sumber yang lain yang sudah ada. Jamur Merang (Volvariella volvacea)
sendiri memiliki bentuk tubuh yang lengkap yang menyerupai tanaman yang sudah
memiliki akar (rhizoid), tangkai, dan tudung. Sebagai
organisme yang tidak berklorofil Jamur Merang (Volvariella
volvacea) memiliki warna agak ke coklatan yang umumnya terdiri dari zat
aromatik. Jamur secara umum tidak dapat melakukan fotosintesis dengan demikian
jamur tidak dapat menggunakan secara langsung sinar matahari. Jamur
memperoleh makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, lignin, dan
protein. Berbeda dengan jenis jasad yang memiliki klorofil mempunyai kemampuan
untuk melakukan fotosintesis yaitu pengubahan senyawa anorganik (CO2,
H2O) menjadi senyawa organik (C6 H12 O6 ) ini di sebabkan klorofil
merupakan bejana alami yang mengubah energi fisik (cahaya) menjadi energi
kimia. Pada umumnya bangsa jamur dapat berkembangbiak dengan dua
cara yaitu secara seksual dan aseksual.
1.
Reproduksi Secara Seksual
Reproduksi
secara seksual Terdapat dua hifa yang kemudian bertindak seperti gamet (alat
perkembangbiakan ), tetapi belum dapat di bedakan antara yang jantan dan
betina, hanya di beri tanda (+) dan (-), yang kemudian bersatu (kawin)
membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi jamur dewasa.
2.
Reproduksi Secara Aseksual
Reproduksi secara
aseksual yaitu melalui jalur spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau
eksogen pada basilium. Askus merupakan alat Reproduksi yang spesifik dan tidak
lain merupakan sporangium. Askus dan basidium berkumpul dalam satu tubuh buah
yang terjadi dari plektenkim dalam tubuh buah askus atau basidium tersusun
tegak dan sejajar seperti jaringan tiang. Jamur Merang khususnya jamur–jamur yang
memiliki tubuh buah pada umumnya Reproduksi dengan membentuk spora.
D. Media
Untuk Pertumbuh Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang
disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada
media merang dan jerami yang
telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur
ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang
pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan
pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang.
E. Lingkungan
Yang Tepat Untuk Pertumbuh Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom,
hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C
dengan suhu optimum pada 35 °C dan kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup. Jamur ini tidak tahan
terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam bentuk
pancaran tidak langsung. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk jamur merang
adalah 6,8-7.
F. Manfaat Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Kandungan Nutrisi dan Mineral
|
|
Komponen
|
Jumlah 100 g Bahan
|
Protein
|
3,2
– 16 gr
|
Kalsium
|
51
mg
|
Fosfor
|
223
mg
|
Kalori
|
105
kj
|
Lemak
|
0,9
gr
|
Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan
terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup),
meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi
walaupun harnga jualnya menurun. Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan
tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai
macam masakan, seperti miayam jamur,
tumis jamur , pepes jamur, sup
dan capcay.
Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat
di Dataran Tinggi Dieng.
Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual
dalam bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang
kalengan. Pemilihan spora dan miselium jamur merang yang tepat, akan
menghasilkan jamur merang yang berukuran raksasa/jumbo (lebih besar daripada Jamur merang lainnya).
REFERENSI
Asegab muad. Jamur tiram, jamur merang, dan jamur
kuping. Jakarta: PT argomedia pustaka. 2011