Sabtu, 22 Juni 2013

Jamur Merang (Volvariella volvacea)

A.      Pengertian
Jamur merang (Volvariella volvacea) atau dalam bahasa Aceh kulat jumpung adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Selain rasanya Jamur Merang merupakan jamur yang memiliki  kandungan gizi yang tidak kalah bila  dibandingkan  dengan bahan makanan yang lain. Jamur  Merang mengandung berbagai macam asam amino  baik asam amino esensial dan asam amino non esensial. Volvariella volvacea  dari namanya di ketahui sebenarnya jamur yang memiliki  volva  atau cawan biasanya merupakan  jamur beracun kecuali Jamur Merang. Oleh sebab itulah di Asia khususnya di Indonesia orang – orang lebih menyukai Jamur Merang dari pada jamur yang tidak beracun lainnya.
Diantara sekian banyak jenis jamur yang tumbuh liar pada musim hujan orang sering sulit membedakan antara jamur yang dapat di konsumsi dan jamur yang tidak dapat di konsumsi (jamur beracun). Ada beberapa cara yang dapat di lakukan oleh masyarakat awam  untuk membedakan jamur beracun  dengan jamur yang tidak beracun, Antara Lain :
1.        umumnya  jamur beracun mempunyai warna yang mencolok seperti  warna merah darah, hitam legam, biru tua, ataupun warna–warna yang mencolok lainya.
2.        Jamur beracun biasanya menghasilkan bau yang menusuk hidung, selubung universal yang membentuk cincin dan selubung universal yang membentuk cawan (volva).
Gejala yang biasanya muncul apabila seseorang mengalami keracunan jamur biasanya mual–mual, muntah, kepala pusing, bahkan akibat yang paling fatal adalah kematian
Jamur Merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling mudah hidup di dalam berbagai macam tempat tumbuh dan dapat di tanam di mana saja. Jamur Merang paling mudah dibudidayakan karena jamur ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi terhadap lingkungannya. Sehingga  Jamur Merang dapat tumbuh mulai  dari benua Asia  sampai benua Afrika pada ketinggian tertentu. Pada umumnya jamur–jamur yang sudah dibudidayakan secara besar–besaran  biasanya di tanam berupa kompos yang sudah jadi. Untuk mengetahui media tumbuh  manakah yang paling baik di gunakan, para petani sering mencoba berbagai macam media  untuk membandingkan  hasil yang di peroleh dengan menggunakan berbagai macam media tumbuh. Berdasarkan latar belakang  masalah tersebut  peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Media Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella  volvacea).
Ciri – Ciri Umum Jamur Merang
-          Memiliki  akar (rhizoid)
-          Batang (tangkai)
-          Tudung berbentuk cawan (sudah tua)
-          Tudung berbentuk seperti telur (baru tumbuh)
-          Pada tudung terbentuk spora
-          Tumbuh di media merang dan jerami

TAKSONOMI
Super Kingdom  :
Eukaryota
Kingdom  :
Myceteae (fungi)
Divisio :
Amastigomycota
Sub Divisio :
Basidiomycotae
Kelas :
Basidiomycetes
Ordo :
Agaricales
Familia :
Plutaceae
Genus  :
Volvariella
Spesies :
Volvariella volvacea

B.       Morfologi Jamur Merang (Volvariella  volvacea)
            Jamur ini sudah telanjur mendapat sebutan jamur merang walaupun tidak selalu tumbuh di media merang (tangkai padi). Sebenarnya jamur ini juga bisa tumbuh di media atau sisa-sisa tanaman yang memiliki sumber selulosa, seperti limbah pabrik kertas, limbah biji kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, dan kulit buah pala.Sesuai dengan nama ilmiahnya, Volvariella volvacea, jamur ini memiliki volva atau cawan berwarna cokelat muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus tubuh buah saat masih stadia telur.
Dalam perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung tersebut tercabik dan terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah akan menjadi cawan.Jika cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda.
Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah itu, kumpulan hifa membentuk gumpalan kecil (pin head) atau primordial yang akan membesar membentuk tubuh buah stadia kancing kecil (small button), kemudian tumbuh menjadi stadia kancing (button), dan akhirnya berkembang menjadi stadia telur (egg). Dalam budidaya jamur merang, pada stadia telur inilah jamur dipanen.



C.      Proses Hidup Jamur  Merang (Volvariella  volvacea)
            Menurut  Suriawiria (1982),  kehidupan jamur dapat  menjadi jasad yang saprofit ataupun jasad yang parasit, kalau kemudian  jamur ditelaah dari segi sifat mikroba secara umum, ternyata jamur termasuk jasad yang heterotrofik artinya untuk keperluan hidupnya ketergantungan sumber nutrien (sumber makanan) dari sumber yang lain yang sudah ada. Jamur Merang (Volvariella  volvacea) sendiri memiliki bentuk tubuh yang lengkap yang menyerupai tanaman yang sudah memiliki  akar (rhizoid), tangkai, dan tudung.  Sebagai  organisme yang tidak   berklorofil  Jamur Merang (Volvariella  volvacea) memiliki warna agak ke coklatan yang umumnya terdiri dari zat  aromatik. Jamur secara umum tidak dapat melakukan fotosintesis dengan demikian jamur tidak dapat  menggunakan secara langsung sinar matahari. Jamur memperoleh makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, lignin, dan protein. Berbeda dengan jenis jasad yang memiliki klorofil mempunyai kemampuan untuk melakukan fotosintesis yaitu pengubahan senyawa anorganik (CO2, H2O)  menjadi senyawa organik (C6 H12 O6 ) ini di sebabkan klorofil merupakan bejana alami yang mengubah energi fisik (cahaya) menjadi energi kimia. Pada umumnya bangsa jamur dapat  berkembangbiak dengan dua cara  yaitu secara seksual dan aseksual.
1.      Reproduksi Secara Seksual
            Reproduksi secara seksual Terdapat dua hifa yang kemudian bertindak seperti gamet (alat perkembangbiakan ), tetapi belum dapat di bedakan antara yang jantan dan betina, hanya di beri tanda (+) dan (-),  yang kemudian bersatu (kawin) membentuk  zigot  yang kemudian tumbuh menjadi jamur dewasa.
2.      Reproduksi Secara Aseksual
Reproduksi secara aseksual yaitu melalui jalur spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau eksogen pada basilium. Askus merupakan alat Reproduksi yang spesifik dan tidak lain merupakan sporangium. Askus dan basidium berkumpul dalam satu tubuh buah yang terjadi dari plektenkim dalam tubuh buah askus atau basidium tersusun tegak dan sejajar seperti jaringan tiang. Jamur Merang khususnya jamur–jamur yang memiliki tubuh buah pada umumnya Reproduksi dengan membentuk spora.


D.      Media Untuk Pertumbuh Jamur Merang (Volvariella  volvacea)
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jerami yang telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang.
E.       Lingkungan Yang Tepat Untuk Pertumbuh Jamur Merang (Volvariella  volvacea)
Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C dan kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup. Jamur ini tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam bentuk pancaran tidak langsung. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk jamur merang adalah 6,8-7.

F.       Manfaat Jamur Merang (Volvariella  volvacea)
Kandungan Nutrisi dan Mineral
Komponen
Jumlah 100 g Bahan
Protein
3,2 – 16 gr
Kalsium
51 mg
Fosfor
223 mg
Kalori
105 kj
Lemak
0,9 gr
Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun. Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti  miayam  jamur,  tumis  jamur ,  pepes jamur,  sup  dan  capcay.
Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan. Pemilihan spora dan miselium jamur merang yang tepat, akan menghasilkan jamur merang yang berukuran raksasa/jumbo (lebih besar daripada Jamur merang lainnya).

REFERENSI

Asegab muad. Jamur tiram, jamur merang, dan jamur kuping. Jakarta: PT argomedia pustaka. 2011